Selasa, 23 Juni 2015



LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SEMI SOLID dan LIQUID
PASTA SKYSULF
16 APRIL 2015





Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat , karunia , dan hidayah-Nya laj kami dapat menyelsaikan Laporan Praktikum Teknik Semi Solid Dan Liquid ini , yaitu “ Pasta – SKYSULF “ . Dan kami juga berterima kasih pada Ibu Aries Meryta , S.Farm , Apt selaku Dosen mata kuliah Laporan Praktikum Teknik Semi Solid Dan Liquid yang telah membimbing materi ini kepada kami .
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dan dimengerti . Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini masih terdapat kekurangan – kekurangan . Untuk itu , kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang , mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun .
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya . Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan terima kasih .











Jakarta , 17April 2015


                                                           
                                                                                                                        Penyusun




Daftar Isi
Kata Pengantar           ……………………………………………………    1
Daftar Isi                     ……………………………………………………    2
I.Tujuan Percobaan     ……………………………………………………    3
II.Latar Belakang        ……………………………………………………    3
a.       Teori ……………………………………………………………..     3
b.      Prinsip …………………………………………………………...     3
c.       Zat aktif  : Penggunaan , Farmakologi , Dosis ………………….      8
III.Preformulasi dan permasalahan farmasetika         ……………………    8
a.       Preformulasi zat aktif ……………………………………………     8
b.      Permasalahan farmasetika ……………………………………….     8
IV.Metode                  ……………………………………………………    10
a.       Formula …………………………………………………………      10
b.      Perhitungan ……………………………………………………..      10
c.       Penimbangan ……………………………………………………      10
d.      Alat dan bahan  ………………………………………………..        10
e.       Prosedur pembuatan  …………………………………………..       11
f.       Evaluasi  ………………………………………………………..       11
V.Pembahasan            ……………………………………………………………    12
VI.Kesimpulan …………….……………………………………………      12
VII.Etiket       ……………………………………………………………    12
VIII.Daftar Pustaka    ……………………………………………………    12

Pembuatan Dan Evaluasi Sediaan Pasta - SKYSULF®

       I.            Tujuan Percobaan
1.      Mahasiswa dapat  mengetahui formulasi dalam pembuatan sediaan pasta
2.      Mahasiswa mampu menentukan basis pasta yang sesuai dengan zat aktif nya
3.      Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap sediaan pasta yang telah dibuatnya

    II.            Latar Belakang
a.      Teori
Pasta adalah : sediaan semi padat yang mengandung  satu atau lebih bahan obatyang ditunjukan untuk pemakaian (Topikal) luar
Pasta adalah salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk. Karena merupakan salep yang tebal, keras dan tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan sebagai salep penutup atau pelindung. (buku farmasetika, prof. Drs. Moh. Anief, Apt.)
Menurut farmakope Indonesia edisi ke-3 adalah sediaan berupa masa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar denngan vaselin atau paravin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan Gliserol, musilago atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik, atau pelindug Sedangkan menurut farmakope Indonesia edisi ke-4 adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk pemakaian topical.
            Menurut DOM, Pasta adalah sediaan semi padat dermatologis yang menunjukkan aliran dilatan yang penting. Ketika digunakan, pasta memiliki nilai yield tertentu dan tahan untuk mengalir meningkat dengan meningkatnya gaya pada penggunaan. Pasta biasanya disiapkan dengan menambahkan sejumlah serbuk yang tidak larut yang signifikan (biasanya 20% atau lebih) pada basis salep konvensional sehingga akan merubah aliran plastis dari salep menjadi aliran dilatan.
Menurut Scoville’s , Pasta terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep kental dimana pada dasarnya tidak melebur pada suhu tubuh, sehingga membentuk dan menahan lapisan pelindung pada area dimana pasta digunakan.
            Menurut Prescription, Pasta terbagi menjadi dua kelas seperti sediaan salep untuk penggunaan luar. Pasta berlemak seperti pasta ZnO dan pasta tidak berlemak mengandung gliserin dengan pektin, gelatin, tragakan dan lain-lain. Pasta biasanya sangat kental atau kaku dan kurang berlemak dibandingkan dengan salep dimana bahan-bahan serbuk seperti pati, ZnO dan kalsium karbonat pada basisnya memiliki bagian yang tinggi.
Sehingga secara umum pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung  satu atau lebih bahan obat yang digunakan secara topikal. Biasanya mengandung serbuk sampai 50% hingga pasta lebih kaku dan kental dan kurang berminyak dibandingkan salep. Pasta tidak melebur pada suhu tubuh dan memberi perlindungan berlebih pada daerah dimana pasta digunakan.

b.      Prinsip
Penggolongan sediaan pasta menurut Farmakope Indonesia Edisi IV , yaitu :
1.      Pasta berlemak adalah : suatu salep yang mengandung lebih dari 50 % zat padat (serbuk).
2.      Pasta kering adalah :  suatu pasta bebas lemak mengandung 60% zat padat (serbuk). Dalam pembuatan akan terjadi kesukaran bila dalam resep tertulis ichthanolum atau Tumenol Ammonim zat ini akan menjadikan pasta menjadi encer.
3.      Pasta pendingin : merupakan campuran  serbuk minyak lemak dan cairan berair  contoh : salep tiga dara.

Karakteristik Pasta
1.      Daya adsorbs pasta lebih besar .
2.      Sering digunakan untuk mengadsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian, sehingga cocok untuk luka akut.
3.      Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.
4.      Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal.
5.      Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.
6.      Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum.
7.      Memiliki persentase bahan padat lebih besar dari pada salep yaitu mengandung bahan serbuk (padat) antara 40 %- 50 %.

Kelebihan dan Keuntungan Pasta
·         Kelebihan
1.      Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka akut dengan tendensi mengeluarkan cairan
2.      Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan daya kerja local
3.      Konsentrasi lebih kental dari salep
4.      Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan dengan sediaan salep.
·         Kekurangan
1.      Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu.
2.      Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis.
3.      Dapat menyebabkan iritasi kulit .




Cara Absorbsi Pasta
a.    Penetrasi
Penetrasi pasta ke dalam kulit dimungkinkan melalui dinding folikel rambut. Apabila kulit utuh maka cara utama untuk penetrasi masuk umumnya melalui lapisan epidermis lebih baik dari pada melalui folikel rambut atau kelenjar keringat. Absorpsi melalui epidermis relatif lebih cepat karena luas permukaan epidermis 100 sampai 1000 kali lebih besar dari rute lainnya Stratum korneum, epidermis  yang utuh, dan dermis merupakan lapisan penghalang penetrasi obat ke dalam kulit. Penetrasi ke dalam kulit ini dapat terjadi dengan cara difusi melalui penetrasi transeluler (menyeberangi sel), penetrasi interseluler (antar sel), penetrasi  transepidageal (melalui folikel rambut, keringat, dan perlengkapan pilo sebaseus)
b. Disolusi
Disolusi didefinisikan sebagai tahapan dimana pasta mulai masuk ke dalam larutan dari bentuk padatnya atau suatu proses dimana suatu bahan kimia atau obat menjadi terlarut dalam pelarut. Dalam sistem  biologis pelarut obat dalam media aqueous merupakan bagian penting sebelum kondisi absorpsi sistemik. Supaya partikel  padat terdisolusi molekul solut pertama-tama harus memisahkan diri dari permukaan padat, kemudian bergerak menjauhi permuk aan memasuki pelarut
c. Difusi
Difusi adalah suatu proses perpindahan massa molekul suatu zat yang dibawa oleh gerakan molekul secara acak dan berhubungan dengan adanya perbedaan konsentrasi aliran molekul melalui suatu batas, misalnya membran polimer. Difusi pasif merupakan bagian terbesar dari proses trans-membran bagi umumnya obat. Tenaga pendorong untuk difusi pasif ini adalah perbedaan konsentrasi obat pada kedua sisi membran sel. Menurut hukum difusi Fick, molekul obat berdifusi dari daerah dengan konsentrasi obat tinggi ke daerah konsentrasi obat rendah.

Basis atau Pembawanya
Pada dasarnya basis yang digunakan dalam formulasi sediaan pasta tidak jauh berbeda dengan basis yang digunakan dalam formulasi sediaan salep, yaitu:
a.      Basis Hidrokarbon
Karakteristik :
Tidak diabsorbsi oleh kulit
 Inert
Tidak bercampur dengan air
 Daya adsorbsi air rendah
 Menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan tahan air dan meningkatkan absorbsi obat melalui kulit.
Dibagi menjadi 5, yaitu : Soft paraffin, Hard paraffin, Liquid paraffin,  Paraffin substitute, paraffin ointment
Contoh : vaselin, White Petrolatum/paraffin, White Ointment
b.      Basis Absorbsi
Karakteristik : bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air dan larutan cair.
Terbagi : 
Non emulsi co, basis ini menyerap air untuk memproduksi  emulsi air dalam minyak Terdiri atas : Wool fat, wool alcohols, beeswax and cholesterol.
Emulsi A/M co, terdiri atas : Hydrous wool fat (lanolin), Oily cream.
c.       Larut Air
Misalnya PEG (polyethylene Glycol) yang mampu melarutkan zat aktif yang tak larut dalam air dan meningkatkan penyebaran obat. Bersifat stabil, tersebar merata, dapat mengikat pygmen dan higroskopis (mudah menguap), sehingga dapat memberikan kenyamanan pada pemakaian sediaan pasta.


Zat Aktif

1.      Sulfur Praecipitatum
Zat aktif sulfur praecipitatum (belerang endap) bereaksi dengan substansi pada kulit agar menghasilkan hydrogen sulfide, antibacterial yang berfungsi juga sebagai anti-inflamasi dan menyebabkan kulit melepaskan sel mati. Mekanisme ini membantu kecepatan penyembuhan akibat infeksi scabies.
2.      Recorcinol
Resorsinol digunakan dalam produk kosmetik berupa krim untuk pengobatan jerawat sebagai antipuritik, exfoliating agen atau keratolitik dengan konsentrasi sebesar 2,5% hingga 5% (Martindale ed 28th). Obat jerawat yang mengandung resorsinol tersebut perlu diperhatikan, karena tidak boleh dipergunakan pada permukaan kulit yang luas terutama pada anak-anak, karena dapat menyebabkan iritasi dan alergi (Kompendia Obat Bebas XI).















    III.            Preformulasi Dan Masalah Farmasetik

a)      Sulfur Praecipitatum
Sinomin
Belerang
Farmakope Indonesia Edisi IV 1995 , Hal 771
Stuktur
S
Farmakope Indonesia Edisi IV 1995 , Hal 771
Rumus Molekul
S
Farmakope Indonesia Edisi IV 1995 , Hal 771
Titik Lebur
-72°C
HOPE 2009 , Edisi 6th Hal 718
Pemerian
Serbuk amorf atau serbuk hablur renik , sangat halus , warna kuning pucat , tidak berbau dan tidak berasa
Farmakope Indonesia Edisi IV , Hal 771
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam air , sangat mudah larut dalam karbon disulfida , sukar larut dalam minyak zaitun , praktis tidak larut dalam etanol
Farmakope Indonesia Edisi IV , Hal 771
Stabilitas
Stabil , polimerisasi berbahaya tidak akan terjadi , hindari suhu tinggi , nyala api terbuka , pengelasan , merokok , dan sumber penyalaan.
Inkompabilitas
Sulfur incompatible dengan sejumlah bahan kimia namun tidak terbatas pada klorat, nitrat, karbida, halogen, fosfor dan logam berat. Ketidak cocokan ini dapat mengakibatkan kebakaran, reaksi yang tidak terkontrol, kelepasan gas  beracum atau ledakan.
pH
pH antara 4,2 – 6,2
Penyimpanan
Dalam wadah tertutp baik
Kegunaan
Skabisida
Obat  - Obat Penting , Hal 235






b)      Zinci Oxyd
Sinomin
Seng Oksida
Farmakope Indonesia Edisi III 1979 , Hal 673
Rumus Molekul
ZnO
Farmakope Indonesia Edisi III 1979 , Hal 673
Pemerian
Lembut , putih atau agak kekuningan , bubuk amorf , bebas partikel , pasir .
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%). Larut dalam asam mineral encer
Stabilitas
Panas : jika dipanaskan dengan kuat, terjadi warna kuning yang akan hilang pada pendinginan. Udara : ketika kontak dengan udara, ZnO perlahan menyerap uap lembap dan CO2
Inkompabilitas
Zinci Oxidum inkompatibel dengan Benzil Penisilin. Zinci Oksid bereaksi lambat dengan asam lemak dalam minyak dengan lemak untuk membuat ester asam lemak.
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup dan terhindar dari paparan suhu diatas 30°C pada penggunaan jangka panjang.


c)       Resorcinol
Sinonim
Resorcin
Kelarutan
Mudah larut dalam air,daam etanol, dalam gliserol dalam eter, sukar larut dalam kloroform.  Larutan  ( 1 dalam 20) bereaksi netral atau asam terhadap kertas lakmus.
Pemerian
Serbuk atau hablur bentuk jarum, putih atau praktis putih, bauh khas lunak, rasa manis diikuti rasa pahit.oleh pengaruh cahaya atau udara, berwarna agak merah muda.
Rumus Molekul
C6H6O2






d)      Vaselin Album
Pemerian
masa lunak, lengket, sifat ini tetap setelah zat ini
dileburkan hingga dingin tanpa diaduk, berflorosensi    lemah.
Kelarutan
praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol, larut
Dalam kloroform, dalam eter P, dan dalam eter minyak tanah P, larutan kadang – kadang berfloresensi lemah.
Inkompabilitas
inkompatibilitas dengan bahan – bahan inert/ netral.
Kegunaan
Zat tambahan
Stabilitas
- petrolatum stabil dengan bahan alam seperti komponen hidroskarbon.
- Mudah teroksidasi sehingga distabilka
Warna , Rasa , Bau
Putih kuning pucat , tidak berbau dan tidak berasa .


e)      Cetostearyl alcohol
Sinonim
Alcohol cetylicus et stearylicus , cetearyl alcohol , setil stearyl alcohol ,
Pemerian
Terbentuk sebagai massa berwarna putih atau kream , serpihan pil atau butir . memiliki bau khas yang manis yang lemah. Dalam pemanasan , cetostearyl alcohol meleleh menjadi bersih , dan tidak berwarna , atau berwarna kuning pucat , cairan bebas dari bahan pensuspensi
Kelarutan
Mudah larut dalam etanol 95% , eter dan minyak . Praktis tidak larut dalam air.
Stabilitas
Cetostearyl alcohol stabil dibawah kondisi normal penyimpanan . Cetostearyl alcohol disimpan diwadah tertutup baik , tempat sejuk dan kering .
Inkompabilitas
Tidak cocok dengan zat pengoksidasi kuat dan garam logam.
Penyimpanan
Cetostearyl alcohol harus disimpan diwadah tertutup baik , sejuk
Kegunaan
Peningkat konsistensi


f)       Paraffin Liquidum
Warna , Bau , Rasa
Tidak berwarna , tidak berbau , tidak berasa
Pemerian
Cairan kental, transparan tidak berfloresensi
Kelarutan
Larut dalam kloroform, eter, volatile oil, sukar larut dalam
Methanol, praktis tidak larut dalam aseton, etanol 95% P, dan air. Paraffin dapat bercampur dengan banyak wax yang melelehkan dan dingin.
Titik lebur
96 – 105oC
Stabilitas
Paraffin disimpan pada suhu tidak lebih 40oC, walau
 Berulang kali mencair dan mengental berubah fisik

g)      Cetomacrogolum 1200
Sinonim
Polyethylene glycol ether monohexadecyl; α-heksadesil-ω-hydroxypoly (oxy-1,2-ethanediyl)
Pemerian
Sebuah berwarna krem, lilin, bermanis-manis massa, pelet, atau serpihan; ketika dipanaskan, meleleh ke kuning, cairan bening kecoklatan; berbau atau hampir tidak berbau.
Kelarutan
Larut dalam air, etanol (~ 750 g / l) TS, dan aseton R; praktis tidak larut dalam R. minyak bumi ringan
Titik Lebur
Tidak lebih rendah dari 38 ° C.
Definisi
Cetomacrogol 1200 adalah produk kondensasi dari alkohol lemak linear dengan etilen oksida, disiapkan di bawah kondisi yang terkendali untuk mendapatkan eter yang diperlukan dengan polietilen glikol massa molekul yang diinginkan.
Penyimpanan
Cetomacrogol 1200 harus disimpan dalam wadah yang tertutup, terlindung dari panas.
Rumus Molekul
(C 2 H 4 O) n C 16 H 34 O






    IV.            METODE
A.      Formula


R / Resorcinol                    500 mg
      Sulfur                              500 mg
     Zinci Oxyd                      1 g
      Cetoamacogrel–1200 300 mg
      Cetostearylalcohol    1.2 g
      Paraffin Liquidum      1 gram
      Vaselin album              ad 120 g

 
 












B.      Perhitungan
·         Resorcinolum 500mg x 12 = 6000mg
·         Sulfur    500mg x 12 = 6000mg
·         Zinci oxyd 1 gram x 12 = 12 gram
·         Cetoamacogrel 1200 (300mg x 12 = 3600mg)
·         Cetostearylalcohol 1.2g x 12 = 14.4 gram
·         Paraffin Liquidum 1 g x 12 = 12 gram
·         Vaselin album  ad 120 – ( 6g + 6g + 12g + 3.6g + 14.4g + 12g ) = 66 gram


C.      Penimbangan
No
Nama Obat
Penimbangan
1
Resorcinol
6 gram
2
Sulfur praecipitatum
6 gram
3
Zinci oxyd
12 gram
4
Cetoamacogrel 1200
3.6 gram
5
Cetostearylalcohol
14.4 gram
6
Paraffin Liquidum
12 gram
7
Vaselin album 
66 gram






D.      Alat dan Bahan
·         Alu dan Lumpang
·         Kertas perkamen
·         Tube
·         Anak timbangan mg dan gram
·         Pipet tetes
·         Kardus atau wadah
·         Cawan uap
·         Beaker glass


E.       Prosedur Pembuatan
·         Siapkan alat dan bahan
·         Timbang semua bahan obat
·         Tara cawan timbang paraffin liquidum didalam cawan , lalu masukkan kedalam beaker glass
·         Masukkan cetomacgrolum kedalam beaker glass
·         Masukkan cetostearyl alcohol kedalam beaker glass
·         Masukkan vasellin album kedalam beaker glass , lalu lebur diatas waterbath ad mencair
·         Masukkan hasil leburan kedalam lumpang , lalu masukkan sedikit demi sedikit zinci oxyd ad menjadi basis pasta
·         Masukkan larutan resorcinol kedalam lumpang , gerus
·         Masukkan sulfur praecipitatum kedalam lumpang , gerus ada homogen
·         Timbang kembali sebanyak 20 gram
·         Kemas dan masukkan kedalam wadah
















SAMPLE KARDUS SKY SULF












Text Box: Netto: 20 gram pasta
SKYSULF®
Resorcinol
Sulfur Praecipitatum
Text Box: Netto: 20 gram pasta
SKYSULF®
Resorcinol
Sulfur Praecipitatum


Text Box: Netto: 20 gram pasta
SKYSULF®
Resorcinol
Sulfur Praecipitatum

Text Box: Netto: 20 gram pasta
SKYSULF®
Resorcinol
Sulfur Praecipitatum



 
































                                                                                                     



SAMPLE ETIKET SKYSULF

Text Box: SKYSULF®
Recorcinol
Sulfur praecipitatum
Netto: 20 g

Komposisi:
Recorcinol .... 500mg
Sulfur praecipitatum ....500mg
Zat tambahan qs.

Keterangan lebih lanjut lihat brosur

PT. ES PHARMA
JAKARTA – INDONESIA
No. Reg DBL99314878728A1



 




Text Box: SKYSULF®
Recorcinol
Sulfur praecipitatum
Netto: 20 g

Komposisi:
Recorcinol .... 500mg
Sulfur praecipitatum ....500mg
Zat tambahan qs.

Keterangan lebih lanjut lihat brosur

PT. ES PHARMA
JAKARTA – INDONESIA
No. Reg DBL99314878728A1
 
























SAMPLE BROSUR SKYSULF




Text Box: SKYSULF®
Resorcinol  2.5%
Sulfur Praecipitatum 2.5%
Resorcinol Sulfur pasta tiap 20gram mengandung :
Resorcinol   2.5%
Sulfur    2.5%
Zinci Oxyd   5%
Cetomacroglum1200  1.5%
Cetostearylalkohol   6%
Paraffin Liquidum   5%
Vaselin Album  ad 20gram
Indikasi :
Mencegah dan membasmi jerawat.
Kontraindikasi :
Iritasi dan reaksi alergi pada kulit.
Aturan pakai :
Oleskan pada bagian jerawat  2-3 X sehari.
   Kemasan :Tube 20 gram
Reg.No.      : DBL99314878728A1
No.Batch      : 140914
Tgl.Produksi : APR 15
Exp.Date      : APR 20
     HET               : RP. 25.600
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
PT. ES PHARMA
JAKARTA-INDONESIA
 

























EVALUASI KE II PRAKTIKUM PASTA

Organleptis
·         Bau

Evaluasi ke I
Evauasi ke II
Suhu Kamar


Suhu Oven


Suhu Freezer



·         Warna

Evaluasi ke I
Evauasi ke II
Suhu Kamar


Suhu Oven


Suhu Freezer



·         Tekstur

Evaluasi ke I
Evauasi ke II
Suhu Kamar


Suhu Oven


Suhu Freezer



           
            PH


Evaluasi ke I
Evaluasi ke II
Suhu Kamar


Suhu Oven


Suhu Freezer



Homogenitas


Evaluasi ke I
Evauasi ke II
Suhu Kamar


Suhu Oven


Suhu Freezer






PEMBAHASAN HASIL EVALUASI
















KESIMPULAN HASIL PRAKTIKUM